Kamis, 03 Juli 2008

DECISION SUPPORT SYSTEM

· DECISION SUPPORT SYSTEM

Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS. DSS ni merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan decision analysis – yang pada hakekatnya adalah merepresentasikan permasalahan manaje-men yang dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika). Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam bidang ini adalah linear programming, game’s theory, transportation problem, inventory system, decision tree, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak problem klasik yang kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari, sebagian dapat dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan menggunakan formula atau rumus-rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada sangat rumit sehingga membutuhkan kecanggihan komputer. Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):

1) Sistem yang berbasis komputer

2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan

3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual

4) Melalui cara simulasi yang interaktif

5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini sesuai dengean perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer.

· KOMPONEN DECISION SUPPORT SYSTEM

Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:

1) Database

2) Model Base

3) Software System

Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi. Komponen kedua adalah Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif), komponen komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen ketiga (software system), setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti” komputer. Contohnya adalah penggunaan teknik RDBMS (Relational Database Management System), OODBMS (Object Oriented Database Management System) untuk memodelkan struktur data. Sedangkan MBMS (Model Base Management System) dipergunakan untuk mere-presentasikan masalah yang ingin dicari pemecahannya. Entiti lain yang terdapat pada produk DSS baru adalah DGMS (Dialog Generation and Management System), yang merupakan suatu sistem untuk memungkinkan terjadinya “dialog” interaktif antara komputer dan manusia (user) sebagai pengambil keputusan.

· JENIS-JENIS DSS

Aplikasi DSS yang ditawarkan di pasar sangat beraneka ragam, dari yang paling sederhana (quick-hit DSS) sampai dengan yang sangat kompleks (institutional DSS). “Quick-Hit DSS” biasanya ditujukan untuk para manajer yang baru belajar menggunakan DSS (sebagai pengembangan setelah jenis pelaporan yang disediakan oleh MIS = Management Information System, satu level sistem di bawah DSS). Biasanya masalah yang dihadapi cukup sederhana (simple) dan dibutuhkan dengan segera penyelesaiannya. Misalnya untuk kebutuhan pelaporan (report) atau pencarian informasi (query). Sistem yang sama biasa pula dipergunakan untuk melakukan analisa sederhana. Contohnya adalah melihat dampak yang terjadi pada sebuah formulasi, apabila variabel-variabel atau parameter-parameternya diubah. Di dalam perusahaan, DSS jenis ini biasanya diimplementasikan dalam sebuah fungsi organisasi yang dapat berdiri sendiri (berdasarkan data yang dimiliki fungsi organisasi tersebut). Misalnya adalah DSS untuk menyusun anggaran tahunan, DSS untuk melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besanya jam lembur karyawan, dan lain sebagainya.

USERS

DATABASE MODEL

BASE

DBMS MBMS

DGMS

SOFTWARE

SYSTEM

TASK ENVIRONMENT

Sumber: Sprague et.al.,1993

“Institutional DSS” merupakan suatu aplikasi yang dibangun oleh para pakar bisnis dan ahli DSS. Sesuai dengan namanya, DSS jenis ini biasanya bekerja pada level perusahaan, dimana data yang dimiliki oleh masing-masing fungsi organisasi telah diintegrasikan (dibuat strukturnya dan didefinisikan kaitankaitannya). Contohnya adalah DSS untuk memprediksi pendapatan perusahaan di masa mendatang (forecasting) yang akan mensimulasikan data yang berasal dari Divisi Sales, Divisi Marketing, Divisi Logistik dan Divisi Operasional. Contoh implementasi yang tidak kalah menariknya adalah suatu sistem, dimana jika manajemen memiliki rencana untuk mem-PHK-kan beberapa karyawannya, akan dapat disimulasikan dampaknya terhadap neraca profit-and-loss perusahaan. Contoh aplikasi penggunaan DSS lain yang paling banyak digunakan di dalam dunia bisnis adalah untuk keperluan analisa marketing, operasilogistik dan distribusi, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi (taxation, budgeting, dsb.).

· SISTEM BERBASIS GRAFIK

Dalam merepresenasikan DSS agar mudah dipergunakan dan dimengeri oleh user (dalam hal ini adalah manajer perusahaan), format grafik mutlak dipergunakan untuk melengkapi teks yang ada. Contoh-contoh model grafik yang populer dipergunakan adalah sebagai berikut:

Ø Time Series Charts – untuk melihat dampak sebuah variable terhadap waktu;

Ø Bar Charts – untuk memperbandingkan kinerja beberapa entiti;

Ø Pie Charts – untuk melihat komposisi atau persentasi suatu hal;

Ø Scattered Diagrams – untuk menganalisa hubungan antara beberapa variabel;

Ø Maps – untuk merepresentasikan data secara geografis;

Ø Layouts – untuk menggambarkan lokasi barang secara fisik, seperti pada bangunan dan kantor;

Ø Hierarchy Charts – untuk menggambarkan struktur organisasi;

Ø Sequence Charts – untuk merepresentasikan sesuatu dengan logika yang tersetruktur (contohnya adalah diagram flowchart); dan

Ø Motion Graphics – untuk memperlihat-kan perilaku dari variabel yang diamati denvan cara animasi.

Jenis-jenis grafik di atas biasanya dapat ditampilkan dalam dua macam format: dua dimensi dan tiga dimensi.

· PERKEMBANGAN DSS

DSS yang saat ini populer untuk digunakan adalah yang berbasis tabel atau spreadsheets, karena para manajer sudah terbiasa membaca data dengan cara tersebut. Tabel inilah yang menjadi media manajer dalam “mengkutak-katik” (mengganti atau merubah) variabel yang ada, di mana hasilnya akan ditampilkan dalam format grafik yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk keperluan ini, biasanya sebuah stand-alone PC sudah cukup untuk mengimplementasikannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, telah banyak ditawarkan aplikasi DSS yang bekerja dalam infrastruktur jaringan (LAN, WAN, Intranet, Internet, dsb.). Beberapa manajer pengambil keputusan dihubungkan satu dengan lainnya melalui jaringan komputer, sehingga dapat saling mempertukarkan data dan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Bahkan sudah ada DSS yang diperlengkapi dengan expert system (dibuat berdasarkan teori kecerdasan buatan = artifial intelligence), sehingga keputusan bisnis secara langsung dapat dilakukan oleh komputer, tanpa campur tangan manusia.

· DECISION SUPPORT SYSTEM

Ø KONSEP DSS

HERBERT SIMON: pembedaan antara keputusan yang di-program/tidak diprogram serta fase-fase pembuatan keputusan

G. ANTHONY GORRY & MICHAEL S. SCOTT MORTON: pembuatan kisi untuk struktur masalah dan level manajemen

STEVEN ALTER: Dukungan empiris untuk pembentukan dasar topologi DSS b.2.1. Bentuk special report sbg respons terhadap query database, serta laporan berkala (periodic report):

ENAM TIPE DSS menurut STEVEN L. ALTER

Tipe 1 DSS: dukungan support paling kecil (retrieve) elemen informasi, mis : Query ke database untuk gambaran penjualan dari salah satu marketing regions.

Tipe 2 DSS: dukungan support sedikit lebih besar. menganalisis seluruh file, mis: Query ke database utk special report dr data pd file inventory, atau laporan payroll bulanan dr file payroll.

Tipe 3 DSS: dukungan lebih besar, menyiapkan report dari berbagai file, mis: Laporan income statement dan analisis penjualan produk berdasarkan pelanggan (customer). Tiga tipe DSS terakhir melibatkan penggunaan model matematik.

Tipe 4 DSS: DSS dengan berbagai efek kemungkinan keputusan, yaitu model yang dapat menduga konsekuensi keputusan (estimate decision consequences). Misal: Manajer menginput harga pada suatu model harga untuk melihat efeknya terhadap keuntungan bersih. Model akan memberikan respons: Apabila harga direndahkan menjadi $25, maka keuntungan bersih akan meningkat sebesar $5,000. model tidak bisa menetapkan apakah $25 adalah the best price, model hanya memberikan kemungkinan yang akan terjadi bila suatu keputusan dibuat. Model analisis resiko: model yang menggunakan dugaan distribusi peluang untuk setiap faktor kunci.

Tipe 5 DSS: model yang menawarkan keputusan (propose decision), misal: manajer manufacturing memasukkan data tentang pabrik dan peralatan ===> dengan model pemrograman linear akan dihasilkan output layout yang paling efisien.

Tipe 6 DSS: dukungan penuh membuatkan keputusan (make decisions) untuk manajer, misal: model komputer untuk penentuan premium asuransi. Untuk data misalnya laki-laki, di bawah 25 tahun, Trans Am, Houston, deduksi $100 dst., maka komputer akan menghitung premium. Untuk ini diperlukan kepercayaan dari manajemen terhadap model yang dipakai.

Ø TUJUAN DSS

a. Membantu manajer membuat keputusan untuk menangani masalah semi terstruktur,

b. Mendukung pertimbangan manajer, bukan sebagai pengganti pertimbangan manajer,

c. Meningkatkan efektifitas manajer dalam membuat keputusan (bukan efisiensi).

d. korelasi

Tiga Prinsip Dasar Konsep DSS:

1. Struktur Masalah: Masalah dalam bentuk terstruktur atau tidak terstruktur sulit ditemui, mayoritas berbentuk semi terstruktur DSS ditujukan pada area dimana banyak masalah ditemukan.

2. Dukungan Keputusan: DSS bukan pengganti manajer

Komputer digunakan untuk porsi masalah yang terstruktur, sedang manajer bertanggung-jawab terhadap porsi masalah yang tidak terstruktur (dengan aplikasi pertimbangan, intuisi, atau analisis).

Komputer & Manajer sebagai tim problem-solving pada masalah semi terstruktur.

Ø MODEL DSS

Data/informasi dari lingkungan perusahaan dan sistem pengolahan data di-input kedalam database.Isi database dimanfaatkan oleh tiga subsistem software berikut ini:

Subsistem Software

Deskripsi

Bentuk Jenis dukungan

Report Writing Software

Output: Laporan Berkala (COBOL atau PL/I) & Khusus (query DBMS)

Laporan Berkala: Refleksi kejadian lalu

Laporan Khusus: Kejadian saat ini

Laporan (reports)

Mathematical Models

Output: Informasi hasil simulasi dari satu/lebih komponen fisik perusahaan atau operasi

==> Proyeksi keputusan utk masa depan

Hasil Simulasi

GDSS Software

Anggota grup (komite atau tim proyek) bekerja sama menggunakan DSS

Komunikasi antar anggota grup

Ø CARA PENGGUNAAN INFORMASI PADA DSS


Problem Definition

Problem Solution

Ekivalensi

Definition effort (Pendekatan Sistem); fase intelligent (Simon)

Solution effort (Pendekatan Sistem); fase fase Design & Choice (Simon)

Aturan Umum

Mayoritas menggunakan laporan berkala dan khusus

Menggunakan simulasi

Laporan Berkala

Identifikasi problem atau potensi problem

Identifikasi alternatif-alternatif,

Evaluasi dan pemilihan alternatif,

Laporan Khusus

Query database untuk mencari problem atau mempelajari masalah yang telah teridentifikasi

Penyediaan follow-up informasi.

Simulasi

Menampilkan problem tersembunyi

Proyeksi keputusan

Ø PERAN DSS DALAM PEMECAHAN MASALAH

· MIS sangat baik untuk identifikasi masalah dan membantu manager memahami masalah.

· DSS memberikan perluasan dukungan melalui tahapan akhir dari proses pemecahan masalah, karena DSS diarahkan utnuk kebutuhan khusus (specific need) dari manajer tertentu (specific manager).

Selasa, 01 Juli 2008

PANDANGAN LIBERALISME TERHADAP IDEOLOGI KOMUNIS

pendahuluan

Liberalisme merupakan paham yang menjunjung tinggi nilai kebebasan terutama kebebasan individual. Segala sesuatu yang membatasi kebebasan moral, agama maupun sosial dianggap telah bertentangan dengan hak asasi manusia dan kebebasan yang nota bene merupakan milik setiap individu. Lain hal nya dengan ideology komunis yang membatasi sekali kebebasan rakyatnya, kerap kali komunis juga di sebut anti liberalis. Disini saya menganalisa pemikiran apa yang ditentang oleh liberalis terhadap konsep komunis, Serta bagaimana pandangan liberalis terhadap ideology komunis itu sendiri.

a. Definisi Liberal

Liberty-Freedom atau Aliran dan paham yang mengusung kebebasan disebut dengan paham liberalisme. Liberalisme sendiri merupakan salah satu aliran filsafat dan politik kuno namun pada saat ini cukup dikenal. Dalam kamus politik, liberalisme adalah sebuah aliran filsafat yang berpondasikan keyakinan pada esensi kebebasan. Liberalisme muncul secara tidak langsung di masa renaisanse dan reformasi agama yang diprakarsai oleh Martin Luther dan Jhon Calvin. Kata liberty sendiri diambil dari bahasa latin yaitu liberte. Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan penganut liberalisme adalah orang-orang pengusung kebebasan. Dengan kata lain, liberalisme merupakan sebuah aliran yang memiliki idelogi, pandangan dan metode yang tujuan utamanya ialah menyiapkan kebebasan semaksimal mungkin bagi manusia dengan bersandar pada konsep individualisme.

b.History of liberalism

Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada abad pertengahan di kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi atas dua, yakni kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan untuk memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses politik dan ekonomi, sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak diperkenankan pindah ke tempat lain yang dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan).

Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron. Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu seharusnya ditanggung oleh sang patron. Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur secara ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga atas individu.

Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah ditemukan beberapa teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya paham liberal.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya.

Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka.

Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :

§ Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.

§ Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.

§ Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.

§ Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. I Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.

§ Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.

komunisme

a. awal kemunculan komunis

Ideologi komunis merupakan paham yang muncul sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana kapitalisme itu mementingkan individu pemilik alat modal dan mengesampingkan buruh atau kalangan kelas bawah. Kampiun Komunis adalah Karl Marx. Sosok amat membenci Kapitalisme ini merupakan korban saksi sejarah, betapa ia melihat para anak-abak dan wanita-wanita termasuk keluarganya yang dieksploitir para kapitalis sehingga sebagian besar dari mereka terserang penyakit TBC dan tewas, karena beratnya penderitaan yang mereka alami. Sementara hasil jerih payah mereka dinikmati oleh para pemilik sumber daya (modal) yang disebutnya kaum Borjuis. Komunisme juga mengarah kepada paham politik yang mana rakyatnya mempunyai kuasa mutlak untuk menjalankan negara dan segala alat industri negara menjadi milik bersama rakyat. para pengemuka paham tersebut termasuk karl marx dan friedrich engel. Era berjaya komunis disaat akhir dari perang dunia II dan tahun 90-an pada saat komunisme menjadi ideologi unisoviet. Istilah komunisme sendiri selalu berkaitan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis diseluruh dunia dengan Racikan ideologi yang berasal dari pemikiran Lenin sehingga dikenal juga dengan "Marxisme-Leninisme".

b. Marxisme-Leninisme

Komunisme berideologi bukan hanya marxisme, tetapi marxisme-leninisme. Artinya, marxisme sebagaimana dipersepsi Lenin (1870-1924). Tambahan Lenin pada marxisme adalah ajaran tentang perebutan kekuasaan oleh Partai Komunis-hal yang tak pernah dipikirkan oleh Karl Marx(1818-1883). Ajaran Marx umum sifatnya, sementara Lenin bicara strategi dan taktik perjuangan proletariat pimpinan Partai Komunis. Lenin dalam arti tertentu berhasil, karena sukses "menciptakan"Revolusi Oktober tahun 1917. Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi"tumpul" dan tidak lagi diminati. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.

c. definisi marx mengenai komunis

menurut Marx ciri_ciri inti dari masyarakat komunis tersebut adalah :
- Penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi
- Penghapusan adanya kelas-kelas social
- Penghapusan pembagian kerja
Menurut Marx komunisme menitik beratkan ada empat :
Pertama, Sekelumit kecil orang kaya hidup dalam kemewahan yang berlimpah, sedangkan kaum pekerja yang teramat banyak jumlahnya hidup bergelimang pada kesengsaraan.

Kedua, cara untuk merombak ketidakadilan ini dengan jalan melaksanakan sistem sosialis yaitu sistem dimana alat produksi dikuasai Negara dan bukannya oleh pribadi swasta.

Ketiga, pada umumnya salah satunya jalan paling praktis untuk melaksanakan sistem sosialis ini adalah lewat revolusi kekerasan.Keempat, untuk menjaga kelanggengan sisitem sosialis harus diatur oleh kediktatoran partai Komunis dalam jangka waktu yang memadai.

Tiga dari ide pertama sudah dicetuskan dengan jelas sebelum Marx, sedangkan ide keempat berasal dari gagasan Marx mengenai “diktatur proletariat”. Sementara itu, masa kediktatoran Soviet sekarang lebih merupakan hasil dari langkah-langkah Lenin dan Stalin dari pada gagasan Marx. Hal ini tampaknya menimbulkan anggapan bahwa pengaruh Marx dalam komunisme lebih kecil dari kenyataan sebenarnya, dan penghargaan orang terhadap tulisan-tulisannya lebih menyerupai sekedar etalasi untuk membenarkan sifat “keilmiahan” daripada ide dan politik yang sudah terlaksana dan diterima. Sementara boleh jadi ada benarnya juga anggapan itu, namun tampaknya kelewat berlebihan. Lenin misalnya, tidak sekedar menganggap dirinya mengikuti ajaran-ajaran Marx, tapi dia betul-betul membacanya, menghayatinya, dan menerimanya. Dia yakin betul yang dilimpahkannya persis diatas rel yang dibentangkan Marx. Begitu juga terjadi pada diri Mao Tse Tung dan pemuka-pemuka Komunis lain. Memang benar, ide-ide Marx mungkin sudah disalah artikan dan ditafsirkan lain.

Mungkin bisa diperdebatkan bahwa Lenin, politikus praktis yang sesungguhnya mendirikan Negara Komunis, memegang saham besar dalam hal membangun Komunisme sebagai suatu ideologi yang begitu besar pengaruhnya di dunia. Pendapat ini masuk akal Lenin benar-benar seorang tokoh penting. Tapi tulisan-tulisan Marx begitu hebat pengaruhnya terhadap jalan pikiran bukan saja Lenin tapi juga pemuka-pemuka Komunis lain. Akhirnya sering dituding orang bahwa teori Marxis di bidang ekonomi sangatlah buruk dan banyak keliru.

Kesimpulan

jika komunis di pandang oleh liberalism maka banyak sekali pertentangan yang ada didalamnya dimana di suatu sisi liberalis yang konsepnya lebih memfokuskan perhatian pada kebebasan individu untuk beragama, demokrasi, serta kebebasan berpendapat tanpa adanya kekangan dan tekanan yang membatasi gerak mereka. Sedangkan dalam konsep komunis masih ada batasan untuk memeluk agama serta berdemokrasi, bagi orang-orang yang menganut komunis. Karena prinsip komunis agama adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Sedangkan batasan berdemokrasi bagi rakyat dalam system pemerintahannya berarti tidak menutup kemungkinan jika ada kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyatnya harus tetap di jalankan. Hal ini hanya menyengsarakan rakyat tanpa adanya kebebasan berpendapat untuk mengkritik pemerintahnya. karena itu sistem kekuasaan yang didirikan komunis yang dianggap sebagai system politik atheis, tidak manusiawi dan totaliter, hingga akhirnya tak didukung masyarakat sehingga kemudian ideology komunis pun runtuh dan gagal.

PANDANGAN LIBERALISME TERHADAP IDEOLOGI KOMUNIS

pendahuluan

Liberalisme merupakan paham yang menjunjung tinggi nilai kebebasan terutama kebebasan individual. Segala sesuatu yang membatasi kebebasan moral, agama maupun sosial dianggap telah bertentangan dengan hak asasi manusia dan kebebasan yang nota bene merupakan milik setiap individu. Lain hal nya dengan ideology komunis yang membatasi sekali kebebasan rakyatnya, kerap kali komunis juga di sebut anti liberalis. Disini saya menganalisa pemikiran apa yang ditentang oleh liberalis terhadap konsep komunis, Serta bagaimana pandangan liberalis terhadap ideology komunis itu sendiri.

a. Definisi Liberal

Liberty-Freedom atau Aliran dan paham yang mengusung kebebasan disebut dengan paham liberalisme. Liberalisme sendiri merupakan salah satu aliran filsafat dan politik kuno namun pada saat ini cukup dikenal. Dalam kamus politik, liberalisme adalah sebuah aliran filsafat yang berpondasikan keyakinan pada esensi kebebasan. Liberalisme muncul secara tidak langsung di masa renaisanse dan reformasi agama yang diprakarsai oleh Martin Luther dan Jhon Calvin. Kata liberty sendiri diambil dari bahasa latin yaitu liberte. Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan penganut liberalisme adalah orang-orang pengusung kebebasan. Dengan kata lain, liberalisme merupakan sebuah aliran yang memiliki idelogi, pandangan dan metode yang tujuan utamanya ialah menyiapkan kebebasan semaksimal mungkin bagi manusia dengan bersandar pada konsep individualisme.

b.History of liberalism

Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada abad pertengahan di kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi atas dua, yakni kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan untuk memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses politik dan ekonomi, sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak diperkenankan pindah ke tempat lain yang dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan).

Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron. Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu seharusnya ditanggung oleh sang patron. Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur secara ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga atas individu.

Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah ditemukan beberapa teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya paham liberal.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya.

Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka.

Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :

§ Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.

§ Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.

§ Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.

§ Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. I Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.

§ Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.

komunisme

a. awal kemunculan komunis

Ideologi komunis merupakan paham yang muncul sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana kapitalisme itu mementingkan individu pemilik alat modal dan mengesampingkan buruh atau kalangan kelas bawah. Kampiun Komunis adalah Karl Marx. Sosok amat membenci Kapitalisme ini merupakan korban saksi sejarah, betapa ia melihat para anak-abak dan wanita-wanita termasuk keluarganya yang dieksploitir para kapitalis sehingga sebagian besar dari mereka terserang penyakit TBC dan tewas, karena beratnya penderitaan yang mereka alami. Sementara hasil jerih payah mereka dinikmati oleh para pemilik sumber daya (modal) yang disebutnya kaum Borjuis. Komunisme juga mengarah kepada paham politik yang mana rakyatnya mempunyai kuasa mutlak untuk menjalankan negara dan segala alat industri negara menjadi milik bersama rakyat. Dan para pengemuka paham tersebut termasuk Karl Marx dan Friedrich Engels. Era berjaya komunis disaat akhir dari Perang Dunia II dan tahun 90-an pada saat komunisme menjadi ideologi unisoviet. Istilah komunisme sendiri selalu berkaitan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis diseluruh dunia dengan Racikan ideologi yang berasal dari pemikiran Lenin sehingga dikenal juga dengan "Marxisme-Leninisme".

b. Marxisme-Leninisme

Komunisme berideologi bukan hanya marxisme, tetapi marxisme-leninisme. Artinya, marxisme sebagaimana dipersepsi Lenin (1870-1924). Tambahan Lenin pada marxisme adalah ajaran tentang perebutan kekuasaan oleh Partai Komunis-hal yang tak pernah dipikirkan oleh Karl Marx(1818-1883). Ajaran Marx umum sifatnya, sementara Lenin bicara strategi dan taktik perjuangan proletariat pimpinan Partai Komunis. Lenin dalam arti tertentu berhasil, karena sukses "menciptakan"Revolusi Oktober tahun 1917. Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi"tumpul" dan tidak lagi diminati. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.

c. definisi marx mengenai komunis

menurut Marx ciri_ciri inti dari masyarakat komunis tersebut adalah :
- Penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi
- Penghapusan adanya kelas-kelas social
- Penghapusan pembagian kerja
Menurut Marx komunisme menitik beratkan ada empat :
Pertama, Sekelumit kecil orang kaya hidup dalam kemewahan yang berlimpah, sedangkan kaum pekerja yang teramat banyak jumlahnya hidup bergelimang pada kesengsaraan.

Kedua, cara untuk merombak ketidakadilan ini dengan jalan melaksanakan sistem sosialis yaitu sistem dimana alat produksi dikuasai Negara dan bukannya oleh pribadi swasta.

Ketiga, pada umumnya salah satunya jalan paling praktis untuk melaksanakan sistem sosialis ini adalah lewat revolusi kekerasan.Keempat, untuk menjaga kelanggengan sisitem sosialis harus diatur oleh kediktatoran partai Komunis dalam jangka waktu yang memadai.

Tiga dari ide pertama sudah dicetuskan dengan jelas sebelum Marx, sedangkan ide keempat berasal dari gagasan Marx mengenai “diktatur proletariat”. Sementara itu, masa kediktatoran Soviet sekarang lebih merupakan hasil dari langkah-langkah Lenin dan Stalin dari pada gagasan Marx. Hal ini tampaknya menimbulkan anggapan bahwa pengaruh Marx dalam komunisme lebih kecil dari kenyataan sebenarnya, dan penghargaan orang terhadap tulisan-tulisannya lebih menyerupai sekedar etalasi untuk membenarkan sifat “keilmiahan” daripada ide dan politik yang sudah terlaksana dan diterima. Sementara boleh jadi ada benarnya juga anggapan itu, namun tampaknya kelewat berlebihan. Lenin misalnya, tidak sekedar menganggap dirinya mengikuti ajaran-ajaran Marx, tapi dia betul-betul membacanya, menghayatinya, dan menerimanya. Dia yakin betul yang dilimpahkannya persis diatas rel yang dibentangkan Marx. Begitu juga terjadi pada diri Mao Tse Tung dan pemuka-pemuka Komunis lain. Memang benar, ide-ide Marx mungkin sudah disalah artikan dan ditafsirkan lain.

Mungkin bisa diperdebatkan bahwa Lenin, politikus praktis yang sesungguhnya mendirikan Negara Komunis, memegang saham besar dalam hal membangun Komunisme sebagai suatu ideologi yang begitu besar pengaruhnya di dunia. Pendapat ini masuk akal Lenin benar-benar seorang tokoh penting. Tapi tulisan-tulisan Marx begitu hebat pengaruhnya terhadap jalan pikiran bukan saja Lenin tapi juga pemuka-pemuka Komunis lain. Akhirnya sering dituding orang bahwa teori Marxis di bidang ekonomi sangatlah buruk dan banyak keliru.

Kesimpulan

jika komunis di pandang oleh liberalism maka banyak sekali pertentangan yang ada didalamnya dimana di suatu sisi liberalis yang konsepnya lebih memfokuskan perhatian pada kebebasan individu untuk beragama, demokrasi, serta kebebasan berpendapat tanpa adanya kekangan dan tekanan yang membatasi gerak mereka. Sedangkan dalam konsep komunis masih ada batasan untuk memeluk agama serta berdemokrasi, bagi orang-orang yang menganut komunis. Karena prinsip komunis agama adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Sedangkan batasan berdemokrasi bagi rakyat dalam system pemerintahannya berarti tidak menutup kemungkinan jika ada kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyatnya harus tetap di jalankan. Hal ini hanya menyengsarakan rakyat tanpa adanya kebebasan berpendapat untuk mengkritik pemerintahnya. karena itu sistem kekuasaan yang didirikan komunis yang dianggap sebagai system politik atheis, tidak manusiawi dan totaliter, hingga akhirnya tak didukung masyarakat sehingga kemudian ideology komunis pun runtuh dan gagal.